Thursday, October 6, 2011

mainan. (part III)

Sekaraang, omeganya yg gw variasiin! dari 0 ampe 100. Apa yg terjadiiii? Fase stable-nya makin lama makin berkurang range-nyaa, digantikan ma fase unstable.. Huhuuu.. Untuk omega 0 kan grafiknya mirip 'kotak'.. Lama kelamaan seiring naiknya omega.. bagian atas kotaknya mulai bergerigiii.. Geriginya terus tambah tajaam n lama2 bagian atasnya jadi ga rata (secara garis besar msh bisa dibilang 'rata', susah yah ngejelasin tanpa gambar!) itu msh bisa dibilang stable.. Ahirnya ampe ke suatu nilai omega diantara 7.003-7.004, dimana fase unstable mulai munculDiatas omega 7.004, range fase unstable bertambah terus.. range stable berkuraang.. Di 7.5, fase stable hampir abis.. Diatas 7.5 fase stable dianggap hilang, diganti n didominasi fase unstable, terus ampe 100. Walaupun demikian.. pada fase unstable, pada t dekat dengan nol, nilai temperatur cenderung kecil n deviasinya jg kecil. Semakin besar t, deviasinya semakin besar! Whoaaaa.. Dari sini gw bisa ambil kesimpulan, karena gw asumsiin fase unstable itu sifat inherent dari sistem, maka, temperatur dari sistem bergantung terhadap waktu. Ntar gw jelasin lebih detail di papernyaa.. Pake persamaan n data angka jg harusnyaa.. -__-  Dan tentu saja, temperatur jg bergantung pada omegaa! Dari pengamatan gw, omega itu berpengaruh sama besar temperaturnya (tinggi si 'kotak' dalam grafik), dan lebarnya range fase stable. Ntar analisisnya gw perjelas di paper..

Lalu skrng, gw variasiin amplitudo A-nyaa untuk w=7.5, alesan gw pilih w=7.5 ada di part II. Dari 0.001 ampe 0.5, ternyata perubahan grafiknya mirip2 ma perubahan karena omega.. Semakin besar A, semakin kecil range stablenyaa.. semakin bergerigi 'kotak'nya.. Mulai muncul fase unstable di suatu nilai diantara A 0.0878-0879, dan fase stable bisa dianggap hilang di nilai A > 0.1. Wew.. Dan sama dngn yg omega, deviasi temperatur lebih kecil di sekitar t dekat 0. Kesimpulannya, amplitudo berpengaruh terhadap besar temperatur, dan lebarnya range fase stable. Ini jg harus dijelasin lebih detail di papernyaa.. Pake persamaan n data angka.

Satu lagi yg gw amatin di grafik variasi omega n amplitudo.. untuk fase stable, rata2 temperatur cenderung konstan (karena deviasinya yg kecil dan konstan, makanya si grafik jadi keliatan lurus), dan kenaikan temperatur rata2 terhadap kenaikan omega atau amplitudo cenderung linear, dan bagus klo diregresi-in. Tapii setelah masuk fase unstable, temperatur mendadak melonjak ampe ratusan bahakan ribuan, deviasinya cenderung terus naik, n keliatannya 'liar'. Apa kira2 penjelasannya?

1 lagi, gw variasiin terhadap posisi partikel, a.k.a. mean free path partikel. Untuk omega 7.5, dengan range x2 dari 0.011 ampe 2. Grafiknyaa cenderung mirip2 1 sama lain.. dengan skala temperatur yg cenderung tidak berubah. Ada perubahan kecil range fase stable, untuk x2 diperbesar, fase stable mengecil, tapi ga se-extrim pada perubahan omega atw amplitudo. Gw ga bisa pastiin perubahan range fase ini karena error atw bukan.. Soalnya perubahan kecil. Selain itu, temperatur jg cenderung naik, walopun ga extrim..

Sebelumnya, gw udah ngamatin perubahan temperatur terhadap mean free path utk w=0..  untuk rangex2 dari 0.0101 ampe 2. Ga ada tanda2 perubahan fase akibat perubahan x2 (bentuknya tetep 'kotak'), n kenaikan temperaturnya, (asli!) linear. Baguus bgt! :"> n sebelumnya udah gw cobain utk w=2 jg, tp utk delta t 0.005.. dan tetep linear! Jadinya gw yakin perubahan temperatur terhadap mean free path partikel ni lineaar. :) Oiyah gw lupa bilang.. untuk w=0, x2 <=0.0101, temperaturnya 0. Perubahan temperaturnya ga ke-detect. Mgkn karena selisih 0.0001 lebih kecil dari delta t yg cuma 0.001.

(to be continued..)

No comments:

Post a Comment