Tuesday, March 2, 2010

review kungfu panda. heuheu.. :)


Beberapa hari yg lalu saya nonton film animasi Kungfu Panda untuk kedua kalinya. Baru setelah nonton kedua kalinya saya menyadari banyak pesan moral dalam film ini. Yang menurut saya paling menarik adalah percakapan antara master Shi Fu (guru kungfu Po -si panda gemukh- yg berbentuk beruang china kecil) dengan grand master oogway, si kura2 bijak. Ini cuplikan percakapannya:

(...)
Shi Fu : "The panda? Master, that panda is not the Dragon Warrior! He wasn't meant to be here.. It was an accident!"
Oogway : "There are no accident."
Shi Fu : "Yes, I know.. you've said that already. Twice"
Oogway : "Well, that was no accident either"
Shi Fu : "Thrice."
Oogway : "My old friend, the panda will never fulfill his destiny, nor you yours until you let go of.. ..the illusion of control. "
Shi Fu: "Illusion? "
Oogway: "Yes." [points at peach tree] "Look at this tree, Shi Fu. I cannot make it blossom when it suits me, nor make it bear fruit before its time."
Shi Fu: "But there are things we *can* control! I can control when the fruit will fall, I can control where to plant the seed: that is no illusion, Master!"
Oogway: "Ah, yes. But no matter what you do, that seed will grow to be a peach tree. You may wish for an apple or an orange, but you will get a peach."
Shi Fu: "But a peach cannot defeat Tai Lung!"
Oogway: "Maybe it can, if you are willing to guide, to nurture it, to believe in it."
Shi Fu: "But how? How? I need your help, master."
Oogway: "No, you just need to believe. Promise me, Shi Fu, promise me you will believe.."
(...)

Whoaaa.. Intinya mungkin yg dimaksud master oogway, tidak ada kejadian yg sifatnya kebetulan. Dan semua peristiwa yang terjadi, memang terjadi karena seperti itu adanya. Qt nampak ber-ilusi bahwa qt benar2 dapat mengendalikan suatu peristiwa, padahal (menurut oogway) tidak ada satu peristiwa pun yg dapat diatur. Manusia tidak benar2 memiliki apa yg disebut dengan kehendak bebas.
Kehendak bebas manusia hanya ilusi. Misalnya.. saat saya memutuskan suatu pilihan, saya tidak benar2 bebas memilih, saya hanya 'dibuat seolah-olah merasa bebas dalam memilih dan menentukan', padahal sebenarnya saya tidak punya pilihan sama sekali. Saya hanya mengikuti peristiwa di alam secara apa adanya. Seperti aktor yg sedang main film.. Mungkin istilah yg lebih tepatnya teh 'saya hanya mengikuti takdir', kali yah? :P

Pemikiran seperti ini, setau saya, adalah ciri khusus filsafat timur. Filsafat barat -setau saya lagi- justru lebih mengutamakan paham deterministik, secara garis besarnya :"apa yg saya lakukan sekarang, akan mempengaruhi masa depan saya, dan masa depan dapat diprediksi dengan tepat". (Well, kata2 "apa yg saya lakukan skrng" menekankan bahwa manusia bebas berkehendak). Yg mana yg benar? Hwaa..
tidak tauu! Mungkin salah satu, mungkin dua2nyaa, ataw mungkin tidak dua2-nya, heuheu. :P Penting kah? Well, setidaknya lebih baik klo ada lebih banyak cara pandang manusia ttg kehidupan. :) ~2 thumbs up for Kungfu Panda! :D



No comments:

Post a Comment